Address :
Jl. Bintaran Wetan 3, Yogyakarta
55111, Indonesia
Phone: (0274) 376 663
Deskripsi :
Rumah yang terletak di Jalan
Bintaran Wetan no.3 Yogyakarta, merupakan bekas kediaman Panglima Besar
Jenderal Sudirman yang sekarang menjadi Museum Sasmitaloka Panglima Besar
Jenderal Sudirman. Sasmitaloka dalam bahasa Jawa berarti tempat untuk
mengingat, mengenang. Museum ini merupakan tempat untuk mengenang pengabdian
dan pengorbanan dari Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Berjiwa kebapakan, teguh pada
prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan
bangsa. Dialah Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik
Indonesia.
Karir militer Pak Dirman (panggilan
akrab Beliau sewaktu bergerilya) diawali ketika mengikuti latihan perwira
tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor. Selesai mengikuti latihan, Pak
Dirman diangkat menjadi Daidancho (Komandan Daidan setara Batlyon) di Banyumas.
Dari jalan raya, patung pria gagah yang menunggang kuda di halaman
depan sebuah rumah di Jalan Bintaran Wetan No. 3 menarik perhatian. Inilah
rumah Sang Jenderal, Panglima Besar Soedirman. Sejak tanggal 30 Agustus 1982,
kediaman resmi Jendral Soedirman ini diabadikan sebagai sebuah museum
yang dinamakan Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Soedirman di bawah
pengelolaan TNI Angkatan Darat.
Seperti kembali ke masa lalu, mungkin inilah kesan pertama begitu
anda melangkahkan kaki masuk dari pintu utama. Satu set meja dan kursi kuno
tertata di ruang tamu kediaman Jenderal Soedirman yang masih berlantaikan
keramik tempo dulu. Seperti rumah pada umumnya, bangunan ini dilengkapi dengan
sejumlah kamar. Jika anda melihat dengan teliti, di atas setiap pintu kamar
terpasang tulisan nomer dan nama ruangan yang sudah diurutkan. Hal ini
memudahkan kita untuk menjelajahi kediaman Jenderal Soedirman. Dari ruang tamu,
kita diajak untuk memasuki ruang santai. Di dalamnya terdapat meja kursi kuno
dan juga berbagai piagam penghargaan Panglima Besar Soedirman. Koleksi rampasan
pistol Mitraliur Sten buatan Inggris 1845, senapan Lee Enfield buatan Inggris,
pedang Samurai akan menyita perhatian begitu kita memasuki ruang kerja yang
juga memajang telpon kuno semasa Sang Jenderal menjabat sebagai Panglima Besar
TKR. Di ruang tidur sengaja ditempatkan patung lilin Sang Jenderal,
bersebelahan dengan tempat tidur berkelambu putih yang biasa digunakan beliau.
Di ruangan ini pula masih tersimpan koleksi mesin jahit yang dipergunakan
sehari-hari oleh Ibu Soedirman untuk menjahit atau membenahi baju milik
Jenderal Soedirman. Foto-foto keluarga, foto istri dan masa kecil putra putri
Jenderal Soedirman terpajang di sebelah ruang tidur.
Keluar dari bangunan utama namun masih dalam satu area, masih
terdapat sejumlah ruangan lainnya. Ruang Palagan Ambarawa digunakan untuk
menyimpan koleksi senjata Water Mantel buatan Inggris pada waktu pertempuran
Ambarawa melawan sekutu 12 - 15 Desember 1945, juga senjata Juki buatan Jepang
hasil rampasan di Kido Butai Purwokerto yang dipakai TNI melawan sekutu di Kota
Ambarawa Desember 1945. Replika Bangsal RS. Panti Rapih sengaja dibuat untuk
mengenang saat Jenderal Soedirman pernah sakit pada tahun 1948. Diorama dokar
yang ditarik para perwira, mobil Chevrolet Stylemaster AB 101 yang biasa
dikendarai Jenderal Soedirman semasa berjuang melawan penjajah bisa anda
saksikan di Ruang Kendaraan. Ruangan terakhir di museum ini yakni Ruang
Dokumentasi, memuat berbagai dokumentasi saat wafatnya Jenderal Soedirman pada
30 Januari 1950. Sejumlah foto mulai dari iring-iringan jenazah, tembakan salvo
hingga foto pemakaman beliau nampak terpajang di sepanjang dinding ruangan.
Secara keseluruhan, Museum Sasmitaloka ini dikelola dengan sangat
baik. Nampak dari penataan dan terawatnya benda-benda bersejarah, perabotan
pribadi juga koleksi peralatan makan seperti keramik-keramik kuno. Bahkan tandu
yang digunakan untuk mengusung Jenderal Soedirman pada tahun 1948 - 1949 masih
tersimpan. Kebersihan tiap-tiap ruangannyapun tetap terjaga. Ada juga fasilitas
pendukung seperti toilet. Selain benda-benda yang menjadi saksi sejarah
perjuangan Jenderal Soedirman, berbagai diorama heroik pertempuran merebut
kemerdekaan juga melengkapi koleksi Museum Sasmitaloka. Alangkah lebih baiknya
jika pengunjung juga bisa mendengarkan narasi pertempuran dari diorama-diorama
tersebut sehingga suasana peristiwa pertempuran dan kobaran semangat juang saat
itu lebih dapat dirasakan.
Jam buka museum:
Senin – Jumat : 08.00 – 14.00 WIB
Sabtu – Minggu : melayani rombongan dengan pemberitahuan terlebih dulu
Harga tiket masuk : gratis
Senin – Jumat : 08.00 – 14.00 WIB
Sabtu – Minggu : melayani rombongan dengan pemberitahuan terlebih dulu
Harga tiket masuk : gratis
Related Post:
Widget by [ BMATINDAS ]
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.