Pendidikan Kota Pariwisata dan Budaya Kota Perijinan Kota Perhubungan Kota Kesehatan Kota Kimpraswil Kota Lingkungan Hidup Kota
SD SMP / SLTP SMA / SLTA / SMK Perguruan Tinggi
Alam Hiburan Kuliner Pantai Museum
Berbintang Losmen / Penginapan Home Stay
Apotik Rumah Sakit Klinik Kesehatan Kantor Polisi Bank dan ATM Olah Raga
Mobil Motor

Museum Benteng Vredeburg


Address :
Jl. Jendral A. Yani No. 6 Pakualaman, Yogyakarta 55122, Indonesia
Telepon : (0274)-586934, 510996
Fax : (0274)-586934


Deskripsi :
Benteng yang dibangun pada tahun 1765 oleh Pemerintah Belanda ini digunakan untuk menahan serangan dari Kraton Yogyakarta. Dengan parit yang mengelilinginya, benteng yang berbentuk segi empat ini memiliki menara pengawas di ke-empat sudutnya dan kubu yang memungkinkan tentara Belanda untuk berjalan berkeliling sambil berjaga-jaga dan melepaskan tembakan jika diperlukan.

Pada dasar meriam di kubu bagian selatan, Kraton Yogyakarta dan beberapa bangunan bersejarah lainnya termasuk kepadatan lalulintas di sekitarnya terlihat dengan jelas. Dibangun pada tahun 1765 oleh Belanda, Museum dengan luas kurang lebih 2100 meter persegi ini mempunyai beberapa koleksi antara lain :


·         Bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya.
·         Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru.
·         Koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia.


SEJARAH 

Museum Benteng Yogyakarta, semula bernama "Benteng Rustenburg" yang mempunyai arti "Benteng Peristirahatan" , dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di atas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765- 1788 bangunan disempurnakan dan selanjutnya diganti namanya menjadi "Benteng Vredeburg" yang mempunyai arti ,Benteng Perdamaian.

Secara historis bangunan ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami berbagai perubahan fungsi yaitu pada tahun 1760 - 1830 berfungsi sebagai benteng pertahanan, pada tahun 1830 -1945 berfungsi sebagai markas militer Belanda dan Jepang, dan pada tahun 1945 - 1977 berfungsi sebagai markas militer RI.

Setelah tahun 1977 pihak Hankam mengembalikan kepada pemerintah. Oleh pemerintah melalui Mendikbud yang saat itu dijabat Bapak Daoed Yoesoep atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku pemilik, ditetapkan sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara pada tanggal 9 Agustus 1980.

Pada tanggal 16 April 1985 dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada tahun 1987. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi "Museum Khusus Perjuangan Nasional" dengan nama "Museum Benteng Yogyakarta".

Bangunan bekas Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum.


JAM BUKA :

Selasa - Jumat : 08.00 - 16.00 WIB 
Sabtu - Minggu : 08.00 - 17.00 WIB 
Hari Senin dan hari libur nasional, tutup.

TIKET MASUK
 :

Dewasa: Rp 750.00 
Anak-anak: Rp 250.00 Asing: Rp 750.00 

FASILITAS
 :

- Perpustakaan 
- Ruang Pertunjukan 
- Ruang Seminar, Diskusi, Pelatihan dan Pertemuan
- Audio Visual & Ruang Belajar Kelompok
- Layanan Internet dan Hotspot gratis

- Pemandu
- Ruang Tamu 
- Mushola 
- Kamar mandi 
ne-hei � 1 5 P�H � H family:"Arial","sans-serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; color:black'>Pembuatan sarana dan prasarana pameran Museum Sandi;
·         Pembuatan perjanjian kerjasama antara Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dengan Departemen Kebudayaan dan pariwisata (Depbudpar);
·         Penyusunan dan penataan koleksi Museum Sandi di ruang pamer;
·         Peresmian Museum Sandi.

Bersamaan dengan kegiatan peresmian Museum Sandi pada tanggal 29 Juli 2008, maka tugas Tim dinyatakan berakhir dan secara fungsional, kegiatan pengelolaan dan pengembangan Museum Sandi untuk sekarang ini diserahkan kepada Bagian Humas dan Kerjasama (Bagian Humajas), Biro Perencanaan, Hukum, Kepegawaian dan Hubungan Masyarakat (Biro PHKH), Sekretariat Utama, Lembaga Sandi Negara.

Info Pelayanan :

Senin - Kamis                      : 08.30 - 15.00 WIB
Jumat                                   : 08.30 - 11.30 WIB
Sabtu - Minggu                   : tutup
Hari Libur Nasional            : tutup
Tiket                                     : gratis


Read More …

Museum Perjuangan


Address :
Jl. Kolonel Sugiono No. 24
Mergangsan, Yogyakarta
INDONESIA 55153
Telp/Fax : (0274)-412656

Deskripsi :

Museum Perjuangan ini terletak di Jl. Kolonel Sugiyono 24, Yogyakarta. Musium ini berdiri atas inisiatif panitia peringatan : “Setengah Abad Kebangkitan Nasional Propinsi DIY” pada tahun 1958 dimana dimaksudkan untuk mengenang Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Pembangunan museum ini memakan waktu sekitar 3 tahun. Pada tanggal 17 Agustus 1959, SRI PAKU ALAM VII meletakkan Batu Pertama sebagai tanda dari awal pembangunan museum. Dan baru pada tanggal 29 Juni 1961 pembangunan dapat selesai dengan ditandai dengan peletakkan batu terakhir.
Dimuseum ini masih bisa menyaksikan sisa-sisa kejayaannya dulu. Walau ditutup, musium ini masih ramai dikunjungi oleh mereka yang ingin bernostalgia sekedar melepas kerinduan, tempat yang asyik juga dijadikan tempat nongkrong, tempat buat pacaran (malam hari), tempat makan di malam hari.

Sejarah Pendirian Museum

Prakarsa pembangunan Museum Sandi berawal dari gagasan Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X yang berkeinginan untuk menempatkan koleksi persandian di Museum Perjuangan Yogyakarta. Keinginan tersebut disampaikan pada saat beliau menerima kunjungan Widyakarya Mahasiswa Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bulan Maret 2006. Oleh Kepala Lembaga Sandi Negara, Mayjen TNI Nachrowi Ramli, gagasan tersebut disambut baik dan segera ditindaklanjuti dengan membentuk sebuah tim Pengisian Koleksi Persandian di Museum Perjuangan Yogyakarta, yang kemudian berkembang dan dikenal dengan nama Tim Museum Sandi.
Tim Museum Sandi kemudian segera melaksanakan tugasnya yang dimulai dari pertengahan tahun 2006, beriringan dengan rencana pembangunan Monumen Sandi di Dukuh, Kulonprogo, Yogyakarta. Akan tetapi, kegiatan pembangunan Museum Sandi sempat mengalami kendala yang disebabkan oleh musibah gempa bumi yang melanda.
Propinsi DIY pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi tersebut telah mengakibatkan kerusakan fisik yang cukup berat pada Museum Perjuangan Yogyakarta. Akhirnya, berkat komitmen dan dukungan dari berbagai pihak, Museum Perjuangan dapat direnovasi kembali. Puncaknya pada tanggal 29 Juli 2008, Museum Sandi diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Gubernur DIY dan Kepala Lembaga Sandi Negara.
Museum Sandi merupakan jenis museum khusus yang menampilkan berbagai koleksi mengenai sejarah persandian. Posisinya terletak di lantai dasar Museum Perjuangan Yogyakarta. Secara fisik, bangunan Museum Perjuangan berbentuk bulat, dengan garis tengah 30 meter dan tinggi bangunan 17 meter. Pada tampak luar, terdapat Sengkalan pada bangunan Museum Perjuangan yang berbunyi "Anggatra Pirantining Kusuma Negara".

Sekilas Tim Museum Sandi
Tim Museum Sandi merupakan tim yang dibentuk Lembaga Sandi Negara dalam rangka melakukan persiapan pembangunan dari mulai perencanaan sampai dengan peresmian Museum Sandi. Istilah Tim Museum Sandi merupakan pengembangan dari nama awal pembentukan tim yang bernama Tim Persiapan Pembangunan Monumen Sandi dan Mengisi Koleksi Persandian di Museum Perjuangan Brontokusuman Yogyakarta. Dari awal pembentukan tim sampai dengan peresmian, formasi tim mengalami 4 (empat) kali perubahan. Perubahan ini lebih dikarenakan menyesuaikan situasi dan kondisi di lapangan bersamaan dengan kegiatan rutin yang dijalankan.

Susunan tim pertama dibentuk pada tanggal 24 Maret 2006 sesuai dengan Surat Perintah Kepala Lembaga Sandi Negara RI No : KP.601/SP.373/2006, yang terdiri dari 2 orang penasehat, 1 orang koordinator dan 5 orang anggota. Kemudian pada tanggal 5 Mei 2006 sesuai Surat Perintah Kepala Lembaga Sandi Negara RI No. KP.601/SP.554/2006, susunan tim mengalami penambahan personil pada anggota menjadi 8 orang, sehingga ditambah seorang koordinator, tim secara efektif berjumlah 9 orang.

Dengan mempertimbangkan padatnya kegiatan tim, maka sesuai Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara RI No. KP.601/KEP.116.A/2007 tanggal 9 Mei 2007, susunan tim dinyatakan berubah dengan menambah personil menjadi 13 orang, termasuk 1 orang penangungjawab dan 1 orang koordinator. Dalam keputusan ini juga dinyatakan bahwa masa kerja tim sampai dengan bulan Desember 2007. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan berbagai hal, dikeluarkan Surat Perintah Kepala Lembaga Sandi Negara No KP.601/SP.740/2008 tanggal 29 Januari 2008, tentang penerusan pekerjaan anggota tim sampai dengan peresmian, dengan melakukan penyederhanaan jumlah tim. Di samping itu, untuk memenuhi tuntutan tugas tim, dibentuk tim khusus lainnya yang bertugas menangani pembuatan Aplikasi Multimedia dan Game Museum Sandi.

Secara garis besar, tugas dari Tim Museum Sandi dari tahun 2006 sampai dengan peresmian adalah sebagai berikut :

·         Pengumpulan data dan informasi untuk koleksi Museum Sandi, melalui wawancara dengan para pelaku sejarah persandian, studi pustaka, studi banding ke berbagai museum dan penyelenggaraan Seminar Sejarah Persandian;
·         Pengumpulan dan pemilihan koleksi Museum Sandi;
·         Pembuatan sarana dan prasarana pameran Museum Sandi;
·         Pembuatan perjanjian kerjasama antara Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dengan Departemen Kebudayaan dan pariwisata (Depbudpar);
·         Penyusunan dan penataan koleksi Museum Sandi di ruang pamer;
·         Peresmian Museum Sandi.

Bersamaan dengan kegiatan peresmian Museum Sandi pada tanggal 29 Juli 2008, maka tugas Tim dinyatakan berakhir dan secara fungsional, kegiatan pengelolaan dan pengembangan Museum Sandi untuk sekarang ini diserahkan kepada Bagian Humas dan Kerjasama (Bagian Humajas), Biro Perencanaan, Hukum, Kepegawaian dan Hubungan Masyarakat (Biro PHKH), Sekretariat Utama, Lembaga Sandi Negara.

Info Pelayanan :

Senin - Kamis                      : 08.30 - 15.00 WIB
Jumat                                   : 08.30 - 11.30 WIB
Sabtu - Minggu                   : tutup
Hari Libur Nasional             : tutup
Tiket                                     : gratis



Read More …

Museum Sasmitaloka


Address : 
Jl. Bintaran Wetan 3, Yogyakarta 55111, Indonesia
Phone: (0274) 376 663


Deskripsi :
Rumah yang terletak di Jalan Bintaran Wetan no.3 Yogyakarta, merupakan bekas kediaman Panglima Besar Jenderal Sudirman yang sekarang menjadi Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman. Sasmitaloka dalam bahasa Jawa berarti tempat untuk mengingat, mengenang. Museum ini merupakan tempat untuk mengenang pengabdian dan pengorbanan dari Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Berjiwa kebapakan, teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa. Dialah Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik Indonesia.
Karir militer Pak Dirman (panggilan akrab Beliau sewaktu bergerilya) diawali ketika mengikuti latihan perwira tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor. Selesai mengikuti latihan, Pak Dirman diangkat menjadi Daidancho (Komandan Daidan setara Batlyon) di Banyumas.
Dari jalan raya, patung pria gagah yang menunggang kuda di halaman depan sebuah rumah di Jalan Bintaran Wetan No. 3 menarik perhatian. Inilah rumah Sang Jenderal, Panglima Besar Soedirman. Sejak tanggal 30 Agustus 1982, kediaman resmi Jendral Soedirman ini diabadikan sebagai sebuah museum  yang dinamakan Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Soedirman di bawah pengelolaan TNI Angkatan Darat.
Seperti kembali ke masa lalu, mungkin inilah kesan pertama begitu anda melangkahkan kaki masuk dari pintu utama. Satu set meja dan kursi kuno tertata di ruang tamu kediaman Jenderal Soedirman yang masih berlantaikan keramik tempo dulu. Seperti rumah pada umumnya, bangunan ini dilengkapi dengan sejumlah kamar. Jika anda melihat dengan teliti, di atas setiap pintu kamar terpasang tulisan nomer dan nama ruangan yang sudah diurutkan. Hal ini memudahkan kita untuk menjelajahi kediaman Jenderal Soedirman. Dari ruang tamu, kita diajak untuk memasuki ruang santai. Di dalamnya terdapat meja kursi kuno dan juga berbagai piagam penghargaan Panglima Besar Soedirman. Koleksi rampasan pistol Mitraliur Sten buatan Inggris 1845, senapan Lee Enfield buatan Inggris, pedang Samurai akan menyita perhatian begitu kita memasuki ruang kerja yang juga memajang telpon kuno semasa Sang Jenderal menjabat sebagai Panglima Besar TKR. Di ruang tidur sengaja ditempatkan patung lilin Sang Jenderal, bersebelahan dengan tempat tidur berkelambu putih yang biasa digunakan beliau. Di ruangan ini pula masih tersimpan koleksi mesin jahit yang dipergunakan sehari-hari oleh Ibu Soedirman untuk menjahit atau membenahi baju milik Jenderal Soedirman. Foto-foto keluarga, foto istri dan masa kecil putra putri Jenderal Soedirman terpajang di sebelah ruang tidur.
Keluar dari bangunan utama namun masih dalam satu area, masih terdapat sejumlah ruangan lainnya. Ruang Palagan Ambarawa digunakan untuk menyimpan koleksi senjata Water Mantel buatan Inggris pada waktu pertempuran Ambarawa melawan sekutu 12 - 15 Desember 1945, juga senjata Juki buatan Jepang hasil rampasan di Kido Butai Purwokerto yang dipakai TNI melawan sekutu di Kota Ambarawa Desember 1945. Replika Bangsal RS. Panti Rapih sengaja dibuat untuk mengenang saat Jenderal Soedirman pernah sakit pada tahun 1948. Diorama dokar yang ditarik para perwira, mobil Chevrolet Stylemaster AB 101 yang biasa dikendarai Jenderal Soedirman semasa berjuang melawan penjajah bisa anda saksikan di Ruang Kendaraan. Ruangan terakhir di museum ini yakni Ruang Dokumentasi, memuat berbagai dokumentasi saat wafatnya Jenderal Soedirman pada 30 Januari 1950. Sejumlah foto mulai dari iring-iringan jenazah, tembakan salvo hingga foto pemakaman beliau nampak terpajang di sepanjang dinding ruangan.
Secara keseluruhan, Museum Sasmitaloka ini dikelola dengan sangat baik. Nampak dari penataan dan terawatnya benda-benda bersejarah, perabotan pribadi juga koleksi peralatan makan seperti keramik-keramik kuno. Bahkan tandu yang digunakan untuk mengusung Jenderal Soedirman pada tahun 1948 - 1949 masih tersimpan. Kebersihan tiap-tiap ruangannyapun tetap terjaga. Ada juga fasilitas pendukung seperti toilet. Selain benda-benda yang menjadi saksi sejarah perjuangan Jenderal Soedirman, berbagai diorama heroik pertempuran merebut kemerdekaan juga melengkapi koleksi Museum Sasmitaloka. Alangkah lebih baiknya jika pengunjung juga bisa mendengarkan narasi pertempuran dari diorama-diorama tersebut sehingga suasana peristiwa pertempuran dan kobaran semangat juang saat itu lebih dapat dirasakan.

Jam buka museum:
Senin – Jumat                      : 08.00 – 14.00 WIB
Sabtu – Minggu                   : melayani rombongan dengan pemberitahuan terlebih dulu
Harga tiket masuk                : gratis


Read More …

SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Alamat : 
Jl. Kapt. Piere Tendean No.41 Wirobrajan
Yogyakarta 55252, Indonesia

Phone : 
Telp. (0274) 373-801
Fax. (0274) 378-726

Website : http://www.smamuh7yk.sch.id
Email : mail@smamuh7yk.sch.id


Sejarah Singkat : 

SMU Muhammadiyah 7 Yogyakarta berdiri sejak tahun 1989, dengan SK PWM Majlis Dikdasmen DIY No. E-1/33/1989 tanggal 8 Februari 1989 tentang alih fungsi dari SPG menjadi SMA, yang pada saat itu masih ada pendidikan SPG untuk kelas 2 dan 3.
Kemudian dengan SK Kakanwil tentang izin pendirian SMU Muhammadiyah 7 dengan SK No. 015/I.13/H/Kpts/1989 dan didapat 3 kelas pertama dengan jumlah 120 orang. Setelah tiga tahun pada tanggal 2 januari 1992 SMU Muhammadiyah 7 terakreditasi dengan SK No. 476/C/Kep/I/1991.
Pada tanggal 9 September 1989 dengan SK No. E-2/34/1989 menugaskan Bapak Drs. Akhmad Fadhil sebagai Kepala Sekolah SMU Muhammadiyah 7. Bapak Drs. Akhmad Fadhil menjabat sebagai Kepala Sekolah sampai tanggal 6 November 1998.
Kemudian sekolah mengalami kevakuman selama 5 bulan yaitu sejak tanggal 6 November 1998 sampai tanggal 3 April 1999, kemudian ada penunjukan dari Kakanwil DIY kepada YMT Bapak Drs. Balok Haryadi, dan menunjuk PLH Bapak Drs. Suharto. Tepatnya pada tanggal 04 Februari 2002 Bapak Drs. Suharto diangkat sebagai Kepala Sekolah yang difinitif, mulai tanggal ditetapkan sampai ….???
Selanjutnya SMU Muhammadiyah 7 berkembang pesat yang dapat dilihat dari jumlah pendaftar yang semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Untuk penyesuaian alih fungsi dari SPG ke SMU pihak sekolah mengambil langkah-langkah yaitu :
  1. Mempelajari kurikulum SMU.
  2. Penyesuaian guru-guru SPG diganti dengan guru baru yang sesuai dengan SMU.
  3. Melakukan penambahan dalam hal sarana dan prasarana, seperti laboratorium, perpustakaan, pembangunan gedung dan sebagainya.
SMU Muhammadiyah 7 masih terbilang muda sehingga memerlukan penyesuaian di segala bidang, penyesuaian tersebut telah dilakukan secara bertahap yaitu salah satunya dengan pembuatan laboratorium computer berbasis windows. Tujuan berdirinya SMU Muhammadiyah 7 tidak terlepas dari AD/ART Muhammadiyah yaitu untuk membentuk manusia muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, serta berguna bagi bangsa, masyarakat dan agama.

Fasilitas Sekolah : 

-  Lab. Komputer

    -  Lab. Kimia

      -  Lab. Fisika

        -  Lab. Biologi
           

          -  Lab. Bahasa
              

            -  Ruang Multimedia
               

              -  Perpustakaan

                -  Asrama Putra & Putri
                    

                  -  Poliklinik Gigi


                    Read More …

                    SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta


                    Alamat : 
                    Jl. Kapten P. Tendean No.58
                    Yogyakarta 55252, Indonesia

                    Phone : (0274) 376-901, 389-976

                    Website : http://smamuh3jogja.sch.id/

                    Email : contact@smamuh3jogja.sch.id


                    Sejarah Singkat :

                    Revolusi physik yang memperjuangkan kemerdekaan tidak sekedar berperang mengangkat senjata melawan penjajah, akan tetapi juga berperang melawan kebodohan. Ada satu contoh konkrit andil Muhammadiyah bagi dunia pendidikan saat itu. Tepatnya Pimpinan Ranting Muhammadiyah Notoprajan, sekitar tahun 1928-1929 telah memiliki/ mendirikan suatu lembaga pendidikan dasar dengan Volk Schol ( Sekolah Rakyat, sekarang SD ). Lembaga ini berkembang dan dikelola terus dengan baik. Akan tetapi api peperangan yang membakar, berkobar memberi dampak kegoyahan pada lembaga ini. Zaman-zaman merdeka dilalui dengan susah payah sehingga akhirnya Bapak Saring (Alm) bersama rekan-rekannya menawarkan alternatif untuk kesinambungan. Diperoleh suatu kesepakatan untuk mengganti lembaga tersebut dengan lembaga yang lain yang lebih tinggi. Lembaga itu adalah Sekolah Tingkat Pertama SLTP Muhammadiyah 4 (sekarang SLTP Muhammadiyah 3 Wirobrajan ).

                    Kehadiran SLTP ini berbuntut dengan suatu masalah baru, yaitu, mengenai lulusannya akan ditransfer kemana, sementara SMA Muhammadiyah I dan SMA Muhammadiyah 2 pada waktu itu cukup dibanjiri siswa. Keputusan akhir yang diperoleh adalah mendirikan SMA. Ide cemerlang ini diserahkan kepada panitia pendiri, karena Pimpinan Ranting Muhammadiyah Notoparajan saat itu masih mengalami resesi dalam hal dana. Panitia pendiri itu dipercayakan pada Bapak Baried Ishom, Bapak Sarwono, Bapak Darmo Wiyono (Alm) dan dibantu Bapak Ishnaton. Mereka inilah yang merintis, mencarikan dana untuk membangun ide mulai tadi.


                    Fasilitas Sekolah : 




                    Read More …

                    SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta


                    Alamat : 
                    Jl. Kapas No.7
                    Yogyakarta, Indonesia

                    Phone : 
                    Telp. (0274) 540-937



                    Sejarah Singkat : 

                    A. BERDIRINYA
                    SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta berdiri sejak tanggal 2 Oktober 1950 di Jalan Kauman Nomor 44 (rumah Bapak H. Syarbini) dengan dua kelas satu, jurusan A (Sastra) dan B (Pasti) masuk siang hari merupakan wadah pelajar yang tidak dapat tertampung di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
                    B. PERINTIS BERDIRINYA
                    Para perintis berdirinya SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta adalah sebagai berikut :
                    1. H. Moh. Mawardi (Ketua Majelis Pengajaran Muhammadiyah)
                    2. M. Farid Ali (Sekretaris Majelis Pengajaran Muhammadiyah)
                    3. M. Syarbini
                    4. Syamsulhadi Ali Imron
                    5. Abdulgani Dwijosaparto
                    6. Drs. Hardjo Djojodarmo
                    7. M. Ridwan Hasyim
                    8. Beberapa pamong yang belum dapat disebutkan
                    C. TEMPAT YANG PERNAH DIPERGUNAKAN
                    Tempat yang pernah dipergunakan untuk SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta :
                    1. Rumah Bapak M. Syarbini Jl. Kauman No. 44 Yogyakarta, antara tahun 1950 – 1951 baru dua kelas.
                    2. Kemudian pindah di Jl. Notoprajan No. 72 Yogyakarta, antara tahun 1951 – 1952 karena membuka empat kelas.
                    3. Pindah di Jl. Ngupasan No. 5 (Jl. Bhayangkara) Yogyakarta tahun 1952 – 1976 karena kelas bertambah dan membuka Jurusan C.
                    4. Sebagian pindah di SD Muhammadiyah Purwodiningratan, tahun 1956/1957 karena kelas menjadi 14 lokal lengkap dengan jurusan A, B dan C.
                    5. Menempati SD Muhammadiyah Ngupasan dan SD Muhammadiyah Suronatan sampai tahun 1976.
                    6. Mulai tanggal 8 Januari 1976 masuk pagi menempati gedung baru di Jl. Kapas No. 7 Semaki Yogyakarta.
                    D. KEPALA SEKOLAH
                    Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang pernah bertugas:
                    Tahun 1950 – 1953 : Syamsulhadi Ali Imron (Kepala Sekolah I)
                    Tahun 1953 – 1956 : M. Ridwan Hasyim
                    Tahun 1956 – 1959 : Syamsulhadi Ali Imron (Kepala Sekolah kedua kalinya)
                    Tahun 1960 – 1962 : Drs Moehadi
                    Tahun 1962 – 1970 : Ir. Margono Partodidjojo
                    Tahun 1970 – 1972 : Drs. Mashari Imam
                    Tahun 1973 – 1974 : Drs. Winarso
                    Tahun 1974 – 1975 : Drs. Djazim Siraj/Drs. Musa Ahmad
                    Tahun 1975 – 1990 : Drs. Ali Warsito
                    Tahun 1990 – 1999 : Dra. Asmah Sunituti
                    Tahun1999 – 2001 : Drs. Haris Sarbini
                    Tahun 2001 – 2003 : Drs. Balok Haryadi (Plt) Drs. Sri Rahayu Widodo (Plh)
                    Tahun 2003 – 1006 : Drs. Kohari
                    Tahun 2006 – 2007 : Drs. Adi Waluyo, M.Pd (Plt) Drs. H.M. Mahfudz, MA (Plh)
                    Tahun 2007 – sekarang : Drs. H.M. Mahfudz, MA
                    E. PERKEMBANGAN STATUS

                    Tahun 1950 – 1960
                    :Swasta penuh
                    Tahun 1961 – 1965:Berbantuan Sp. MPKD No. 103/62 tanggal 30 Oktober 1962, No. 20/1964 tanggal 14 Maret 1965 – 31 Desember 1985 : Bersubsidi SK Menteri PK RI No. 453/BS/B II tanggal 24 Desember 1966 sejak Agustus 1965.
                    1 Januari 1985 - 2005:Disamakan SK Mendikbud No. 007/C/Kep/1985, sejak tanggal 20 Januari 1990, SK Mendikbud : 009/C/Kep/ 1990, dan sejak tanggal 3 April 1997 SK Dirjen Dikdasmen No. 197/C7/Mn-Akr/1997.
                    2005 - sekarang:Terakreditasi A

                    F. PERKEMBANGAN PERGEDUNGAN
                    Perkembangan Pembangunan Pergedungan :
                    1. Pembangunan gedung tahap pertama (Sayap Selatan) sebanyak 6 lokal dengan luas bangunan 9 x 51 m = 459 m dengan menelan biaya sebesar Rp 7.110.762,- pembangunan dimulai tanggal 20 Agustus 1976 dn diresmikan tanggal 22 Desember 1976. Rencana gedung oleh Ir. M. Mudhakir dikerjakan sendiri dengan pelaksana Bapak R. Mirza Sidharta.
                    2. Pembangunan gedung tahap kedua sebanyak 6 lokal (sayap barat) dengan luas bangunan 9 x 51 m = 459 mdengan menelan biaya sebesar Rp 6.850.730,- dimulai tanggal 28 Desember 1976 dan diresmikan tanggal 26 Maret 1977.
                    3. Pembangunan Kafetaria, Musholla, pagar bumi sebelah selatan dengan menelan biaya sebesar Rp 2.971.177,50 +Rp 555.164,50 = Rp 3.526.342,- selesai tanggal 27 Maret 1978. Pelaksana R. Mirza Sidharta.
                    4. Pembangunan gedung Laboratorium IPA (sayap utara) ukuran 9 x 36 m2 = 324 m2 dengan menelan biaya sebesar Rp 7.889.921 diresmikan tanggal 20 Mei 1978. Pola pembangunan dari gedung laboratorium SMU Negeri 5 Yogyakarta, dam air oleh Bapak Ir. M. Mudhakir dari CV Aditama Yogyakarta. Pelaksana R. Mirza Sidharta.
                    5. Pembunan pagar bumi bagian depan dengan biaya sebesar Rp 1.221.332,- selesai 1 Nopember 1978. Pelaksana oleh Bapak Ir. Mirza Sidharta.
                    6. Pembangunan menara air oleh CV Adhitama dengan biaya sebesar Rp 1.418.000,- selesai 18 April 1979 sekarang sudah tidak ada karena terkena oleh pelebaran pembangunan Laboratorium IPA. Pelaksana Bapak Ir. Mirza Sidharta.
                    7. Pembangunan gedung berlantai dua (sayap utara) ukuran 2 x 9 x 30 = 540 m untuk Musholla dan Perpustakaan, mulai 1 Nopember 1979, dengan rencana gedung Bapak Ir. M. Mudhakir dari CV Adhitama dan pelaksana Bapak R.Mirza Sidharta dan dikerjakan sendiri, biaya sebesar Rp 32.148.645 diresmikan tanggal 5 September 1980, hari Jum’at Wage 25 Syawal 1400 H diresmikan oleh Drs. Sugito Sumoharjo (Sek. Kanwil Dikbud Propinsi DIY).
                    8. Pembangunan gedung induk berlantai dua (sayap timur) untuk 9 kelas dan 6 kamar kecil di lantai 2, sedang lantai 1 (dasar) untuk kantor. Gedung dibangun mulai Oktober 1980 dan diresmikan tanggal 2 Oktober 1982. Biaya pembangunan 93.078.727,- denan perencana bangunan Ir. M. Mudhakir dari CV Adhitama dan pelaksana oleh R. Mirza Sidharta dari Gapensi Yogyakarta.
                    9. Pembangunan gedung aula berlantai tiga (sayap selatan), bagian bawah (lantai dasar) semuanya ada 6 lokal dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar dengan 10 kamar kecil, dibangun mulai 18 Juni 1983 selesai 31 Desember 1986 menghabiskan biaya Rp 252.983.000,- luas bangunan 240 m perencana gedung Ir. HM. Mudhakir dari CV Biro Arsitek Paramita, pelaksana R. Mirza Sidharta. Pembangunan ini diawali dengan membongkar gedung (no. 1)
                    10. Laboratorium Bahasa senilai Rp 46.089.200 di lantai tiga gedung sayap selatan, peralatan Lab Merk SONY, ukuran gedung 15 x 10 m = 150 m gedung ber AC, kapasitas yang ada 20 untuk 20 siswa dengan rencana ditambah lagi 20 siswa, diresmikan oleh Drs. Subaroto Kakanwil Depdikbud Propinsi DIY pada tanggal 13 Agustus 1988 dalam satu upacara khusus.
                    11. Pembangunan gedung berlantai tiga (sayap barat) membujur ke utara seluas lebih kurang 2025 m dengan biaya lebih kurang Rp 421.000.000,p Perencana bangunan Ir. HM> Mudzakir dari Biro Arsitek dan Konsultan Teknik CV PARAMITA. Pembangunan dimulai 2 Januari 1989, kegunaan bangunan untuk 15 ruang belajar, 9 kamar mandi/WC, Pembangunan diawali dengan membongkar gedung (no. 2).
                    12. Pembangunan gedung Laboratorium berlantai tiga (sayap utara)Lantai dasar untuk parkir kendaraan guru dan karyawan dan sebagian untuk garasi Mobil dan Kantin sekolah.lantai dua untuk laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi)Lantai tiga untuk Laboratorium Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Matematika dan Media Pendidikan.Pembangunan dimulai tanggal 2 Oktober 1994 dengan perencana Ir Ismudiyanto dari PT Tata Paripurna dan pelaksana CV Kalaprana Konsultan pimpinan HM Djandari. Gedung ini dibangun dengan biaya Rp 570.000.000 ditambah peralatan Audio Visual Rp 50.000.000,- peralatan Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Matematika Rp 10.000.000 yang dianggarkan sampai dengan tahun pelajaran 1997/1998. Gedung tersebut diresmikanmoleh Mendikbud RI Prof Dr Ing Wardiman Djojonegoro tanggal 18 Mei 1996.
                    13. Perluasan Musholla dan tempat wudlu dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 1995 dengan biaya sebesar Rp 15.000.000,-14. Laboratorium IPS diresmikan oleh Bapak Drs. Rachman Kakanwil Depdikbud Propinsi DIY tanggal 2 Oktober 1998.15. Asrama Putri Khodijah Tahap I sejumlah 14 kamar di Jalan Cendana II, gedung berlantai dua dengan biaya sebesar rp 579.984.600,-16. Asrama Putri Khodijah tahap II dan sejumlah 12 kamar dan 1 Masjid berlantai dua dengan biaya sebesar Rp 665.000.000,-17. Gedung berlantai tiga untuk bengkel Teknologi Informasi dan Komunikasi, Audio Musik, Bogasari, Kantin Sekolah, Dapur sekolah dengan biaya Rp 900.000,-18. Rehap dan perluasan gedung berlantai tiga untuk Masjid, Perpustakaan dan Moving Kelas dengan biaya ± Rp 2.809.500.000,- Yogyakarta 10 Juni 2008



                    Fasilitas Sekolah : 


                    • Laboratorium IPS
                    • Laboratorium IPA (Biologi, Fisika, Kimia)
                    • Laboratorium Al-Islam
                    • Laboratorium Bahasa
                    • Laboratorium Komputer Tingkat Dasar dan Tingkat Lanjut
                    • Ruang Audio Visual
                    • Sarana Olah Raga (Basket, Volley, Bulu tangkis, Panjat dinding, dll)
                    • Ruang Kesehatan / Poliklinik Umum dan Gigi
                    • Perpustakaan
                    • Gedung Serba Guna/Aula
                    • Asrama Putri
                    • Kantin dan Toko
                    • Masjid


                    Read More …
                    Powered by Blogger.
                     

                    Pageviews

                    Membantukah Blog ini bagi Anda?

                    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by GreenStreetJogja | Published by GreenStreetJogja
                    Proudly powered by Blogger.com